Peresean: Tradisi Pertarungan Penuh Makna dari Suku Sasak di Lombok

- Jurnalis

Minggu, 23 Februari 2025 - 10:52 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

peresean budaya lombok Dua pemain peresean (pepadu) bertarung dalam kesenian tradisional presean di Desa Ende, Lombok, NTB

peresean budaya lombok Dua pemain peresean (pepadu) bertarung dalam kesenian tradisional presean di Desa Ende, Lombok, NTB

INterkin – Salah satu tradisi yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya Suku Sasak di Lombok adalah peresean atau perisaian. Tradisi ini menampilkan pertarungan antara dua pria dalam sebuah adu kekuatan yang diiringi oleh musik dan sorak sorai penonton. Meski terdengar mengerikan, pertunjukan ini tetap menjadi daya tarik tersendiri, terutama bagi mereka yang berani menyaksikan langsung aksi penuh adrenalin ini.

Apa Itu Peresean?

Peresean adalah tradisi yang melibatkan dua orang yang dikenal dengan sebutan pepadu, yang saling berhadapan dalam pertarungan sengit di arena. Setiap pepadu dilengkapi dengan senjata berupa penjalin, yaitu rotan panjang yang digunakan untuk memukul lawan, serta sebuah ende, tameng persegi yang berfungsi untuk melindungi diri. Dalam tradisi ini, para pepadu hanya mengenakan celana tradisional Lombok dan ikat kepala, bertelanjang dada tanpa pakaian atasan.

Menurut disbudpar.ntbprov.go.id, para pepadu akan memulai pertarungan dengan iringan musik tabuhan yang menggugah semangat. Selama pertarungan, mereka akan diawasi oleh seorang wasit yang disebut pekembar. Terdapat dua pekembar dalam setiap pertarungan, yaitu pekembar sedi yang berada di luar arena, dan pekembar tengah yang berada di tengah arena untuk mengatur jalannya pertandingan.

Baca Juga :  The Art of Public Speaking: Tips and Techniques for Delivering a Powerful Presentation

Pertarungan akan berlangsung dalam lima ronde, dan jika salah satu pepadu terluka atau mengeluarkan darah, ia dianggap kalah. Namun, apabila setelah lima ronde belum ada yang kalah, keputusan pemenang akan ditentukan oleh pekembar.

Makna dan Sejarah Tradisi Peresean

Meski kini lebih dikenal sebagai pertunjukan seni budaya, tradisi peresean memiliki sejarah yang dalam dan penuh makna. Dilansir dari bobo.grid.id, peresean pada awalnya bukan sekadar hiburan, melainkan sebuah cara untuk menyeleksi para prajurit di masa Kerajaan Lombok. Pemenang peresean di masa lalu dianggap sebagai kandidat terkuat yang layak untuk menjadi prajurit kerajaan.

Selain itu, peresean juga memiliki dimensi spiritual yang kental. Pada bulan ketujuh dalam kalender Suku Sasak, tradisi ini dilakukan untuk memohon kepada alam agar hujan turun. Konon, apabila salah satu pepadu meneteskan darah ke tanah, hujan diyakini akan segera turun, memberi berkah bagi masyarakat sekitar.

Baca Juga :  Diberi Abolisi oleh Presiden Prabowo, Tom Lembong Resmi Bebas dari Rutan Cipinang

Seiring berjalannya waktu, makna peresean bergeser dari seni bela diri menjadi pertunjukan seni tari yang menghibur. Namun, esensi dari tradisi ini tetap terjaga, dengan nilai-nilai keberanian, kekuatan, dan kedekatan masyarakat Suku Sasak dengan alam dan leluhur mereka.

Dua pemain peresean (pepadu) bertarung dalam kesenian tradisional presean di Lombok, NTB

Peresean: Warisan Budaya yang Tetap Hidup

Meskipun zaman telah berubah, peresean tetap dilestarikan sebagai simbol kekuatan dan keberanian, serta sebagai bagian dari identitas budaya Lombok yang kaya. Tradisi ini bukan hanya sekadar tontonan, tetapi juga merupakan warisan yang memperkuat rasa kebersamaan dan menghormati alam.

Dengan setiap pertarungan peresean, para pepadu dan penonton turut merayakan nilai-nilai budaya yang telah mengakar dalam kehidupan masyarakat Sasak. Peresean bukan hanya sekadar adu fisik, melainkan sebuah pertunjukan yang mengajarkan kita tentang semangat, keberanian, dan hubungan harmonis antara manusia dan alam.

Facebook Comments Box

Penulis : Sufianti INterkin

Editor : Aprilia INterkin

Sumber Berita: Indonesia Terkini

Follow WhatsApp Channel www.indonesiaterkinii.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Gubernur SDK Dorong Percepatan Cetak Sawah dan Optimalkan Lahan Terbatas Demi Ketahanan Pangan Sulbar
Diberi Abolisi oleh Presiden Prabowo, Tom Lembong Resmi Bebas dari Rutan Cipinang
Wagub Sulbar Buka Festival Keris dan Badik, Dukung Pelestarian Budaya Lokal
Gubernur Suhardi Duka Tegaskan Komitmen Tuntaskan Temuan BPK, Ancam Serahkan ke Kejaksaan
Dugaan Intervensi Proyek Ditepis Bupati Polewali Mandar, Zubair: Nanti Kita Buktikan
Unit PPA Sat Reskrim Polres Polman Amankan Pelaku Pencabulan Dua Bocah Kakak Beradik di Polewali Mandar
Milad ke-3 Sahabat Seniman Sulawesi Dihadiri Putra Mahkota Raja Gowa dan Tokoh-Tokoh Penting
BMKG PERKUAT OPERASI MODIFIKASI CUACA DAN PATROLI TERPADU CEGAH KARHUTLA DI SUMSEL
Berita ini 30 kali dibaca

Berita Terkait

Minggu, 3 Agustus 2025 - 12:25 WIB

Gubernur SDK Dorong Percepatan Cetak Sawah dan Optimalkan Lahan Terbatas Demi Ketahanan Pangan Sulbar

Sabtu, 2 Agustus 2025 - 11:03 WIB

Diberi Abolisi oleh Presiden Prabowo, Tom Lembong Resmi Bebas dari Rutan Cipinang

Sabtu, 2 Agustus 2025 - 10:16 WIB

Wagub Sulbar Buka Festival Keris dan Badik, Dukung Pelestarian Budaya Lokal

Sabtu, 2 Agustus 2025 - 10:02 WIB

Gubernur Suhardi Duka Tegaskan Komitmen Tuntaskan Temuan BPK, Ancam Serahkan ke Kejaksaan

Sabtu, 2 Agustus 2025 - 09:28 WIB

Dugaan Intervensi Proyek Ditepis Bupati Polewali Mandar, Zubair: Nanti Kita Buktikan

Berita Terbaru