MAKASSAR, iNterkin — Kementerian Perhubungan (Kemenhub) bersama Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan tengah menggagas pembangunan bandara perairan (water aerodrome) atau bandara pesawat amfibi (seaplane) di sejumlah wilayah kepulauan Sulsel. Gagasan ini menjadi bagian dari upaya memperkuat konektivitas antarwilayah, terutama menuju daerah terpencil dan kawasan wisata.
Proyek ini diawali dengan uji coba penerbangan (demo flight) pesawat amfibi yang dijadwalkan berlangsung Rabu, 13 Agustus 2025 di Center Point of Indonesia (CPI), Makassar. Uji coba ini menjadi langkah penting untuk mendapatkan izin operasional bandara perairan pertama di Sulsel.
Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi direncanakan hadir langsung dalam demo flight tersebut, sekaligus meluncurkan inisiatif transportasi udara berbasis laut ini.
“Kita perlu menyelaraskan sistem navigasi udara dan laut. Integrasi ini penting agar operasional seaplane berjalan aman dan lancar,” ujar Syamsu Rizal, Direktur Navigasi Penerbangan Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub, Selasa (5/8) di Jakarta.
Gagasan ini juga diperkuat dengan penandatanganan MoU antara Pemprov Sulsel dan Akademi Penerbang Indonesia (API) Banyuwangi, yang memiliki keahlian khusus dalam pengoperasian pesawat amfibi.
Daniel Dewantoro Rumani, Direktur API Banyuwangi, mengungkapkan bahwa pihaknya telah mempersiapkan pesawat amfibi Cessna 172 Special Edition berkapasitas 4 orang untuk demo flight di kawasan CPI.
“Kami berharap demo flight ini memenuhi standar keselamatan. Jika disetujui, bandara air Sulsel akan menjadi salah satu yang pertama di Indonesia,” ungkap Daniel.
Menurutnya, kehadiran seaplane di Sulsel sangat strategis karena dapat mendorong setidaknya 19 subsektor, seperti pariwisata, kelautan, pendidikan, keamanan, hingga pelayanan kesehatan.
Kepala Dinas Perhubungan Sulsel, Andi Erwin Terwo, menyatakan bahwa rencana ini adalah terobosan penting dalam membuka akses ke wilayah kepulauan yang sulit dijangkau, seperti Kepulauan Selayar dan Kepulauan Pangkep.
“Bandara perairan akan memperkuat aksesibilitas sekaligus menjadi magnet baru bagi pariwisata Sulsel. Ini adalah solusi konkret bagi masyarakat pulau,” jelas Erwin.
Selain mempercepat mobilitas masyarakat, bandara seaplane juga diharapkan dapat berperan strategis dalam pelayanan dasar seperti akses kesehatan darurat, distribusi logistik, dan penanganan masalah sosial di wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar).
Penulis : Huzair. Zaenal iNterkin
Editor : Huzair. Zaenal iNterkin
Sumber Berita: Indonesiaterkini.com








