JAKARTA — Dalam upaya memperkuat ketahanan pangan nasional dan mewujudkan target swasembada beras, Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendorong peningkatan produktivitas pertanian nasional melalui pendekatan modern dan terstruktur. Salah satu langkah strategis yang kini menjadi fokus utama adalah pembentukan Brigade Pangan (BP).
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menegaskan bahwa Brigade Pangan akan menjadi ujung tombak dalam pengelolaan lahan pertanian secara profesional, modern, dan berorientasi bisnis.
“Brigade Pangan akan hadir sebagai garda terdepan dalam mengelola lahan pertanian. Mereka tidak hanya bertani, tetapi juga menjalankan usaha tani yang produktif, menghasilkan pendapatan, dan memberi keuntungan,” ujar Amran saat membuka pelatihan nasional bagi Brigade Pangan di Jakarta, Kamis (17/4/2025).
Program ini dirancang untuk mengelola lahan pertanian secara skala besar, yakni sekitar 200 hektare per brigade, dengan pendekatan yang terintegrasi, mulai dari optimalisasi lahan rawa, pencetakan sawah rakyat, hingga pemanfaatan teknologi canggih dan pendekatan berbasis komunitas.
Modernisasi Pertanian Lewat Alsintan
Menteri Amran menekankan pentingnya modernisasi pertanian melalui penggunaan alat dan mesin pertanian (alsintan). Di tengah berkurangnya tenaga kerja di sektor pertanian, alsintan menjadi solusi krusial untuk mempercepat proses olah tanah, tanam, hingga panen.
“Alsintan bukan hanya sekadar alat, tapi simbol modernisasi dan efisiensi dalam pertanian. Dengan alsintan, pengelolaan lahan bisa dilakukan secara cepat, serempak, dan lebih efisien,” tambahnya.
Capaian dan Target Brigade Pangan
Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, menjelaskan bahwa Kementan menargetkan pembentukan 4.224 Brigade Pangan di seluruh Indonesia. Hingga saat ini, telah terbentuk 1.900 brigade, tersebar di 16 provinsi — terdiri dari 1.779 brigade yang dibentuk pada 2024, dan 121 tambahan pada 2025.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 1.154 brigade telah aktif, mengelola lahan seluas total 230.800 hektare di 12 provinsi.
Sebagai bentuk dukungan terhadap program ini, pemerintah telah menyalurkan 2.347 unit alsintan, terdiri dari:
-
647 unit traktor roda empat (TR4)
-
1.391 unit traktor roda dua (TR2)
-
309 unit traktor jenis crawler
Penguatan SDM Pertanian
Untuk memastikan efektivitas pengelolaan brigade, Kementan juga menyelenggarakan pelatihan bagi para pengelola Brigade Pangan. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dalam mengoperasikan alat pertanian, menyusun laporan usaha tani, hingga pengelolaan keuangan usaha, termasuk perencanaan penyusutan alat.
“Kami ingin para pengelola Brigade Pangan memiliki kemampuan teknis dan manajerial yang mumpuni, sehingga mereka bisa menjadi pionir pertanian modern yang mandiri dan berdaya saing,” ujar Santi.
Masa Depan Pertanian Ada di Tangan Generasi Muda
Brigade Pangan tidak hanya difokuskan pada peningkatan produksi, tetapi juga menjadi wahana untuk menarik minat generasi muda terjun ke dunia pertanian. Dengan pendekatan modern dan berbasis bisnis, program ini diharapkan dapat menciptakan ekosistem agribisnis baru yang lebih segar, inovatif, dan berkelanjutan.