Putin Setujui Usulan Gencatan Senjata, Namun Tegaskan Harus Ada Perdamaian Jangka Panjang

- Jurnalis

Jumat, 14 Maret 2025 - 18:16 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Presiden Rusia Vladimir Putin

Presiden Rusia Vladimir Putin

MOSKOW, 13 Maret 2025 – Dalam pidatonya yang disampaikan pada Kamis malam,  Rusia VPresidenladimir Putin menyatakan bahwa Rusia setuju dengan usulan gencatan senjata yang diajukan, namun menekankan bahwa gencatan senjata tersebut haruslah dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menciptakan perdamaian jangka panjang dan mengatasi akar penyebab krisis yang sedang berlangsung.

“Kami setuju dengan usulan untuk menghentikan permusuhan, tetapi kami beranggapan bahwa gencatan senjata ini haruslah sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan perdamaian yang langgeng dan menghilangkan akar penyebab krisis ini,” ujar Putin.

Penolakan Terhadap Usulan Gencatan Senjata AS

Sebelumnya, pada Kamis pagi, Asisten Kebijakan Luar Negeri utama Presiden Rusia, Yuri Ushakov, menanggapi usulan dari Amerika Serikat untuk menerapkan gencatan senjata 30 hari guna mengakhiri perang antara Rusia dan Ukraina. Ushakov menyatakan bahwa usulan tersebut hanya akan memberikan jeda sementara bagi militer Ukraina, tanpa menyelesaikan masalah utama yang ada.

Baca Juga :  Walau Dikalahkan Australia, Timnas Indonesia Tetap Dapat Kabar Bahagia Setelah Jepang Lolos ke Piala Dunia 2026

“Dalam pandangan kami, usulan gencatan senjata ini tidak lebih dari sekadar jeda sementara. Kami menginginkan penyelesaian damai yang bersifat permanen, yang mempertimbangkan kepentingan sah kami dan kekhawatiran kami yang sudah diketahui,” ungkap Ushakov dalam wawancara dengan televisi pemerintah Rusia dan RIA Novosti.

Tujuan Penyelesaian Damai Jangka Panjang

Ushakov menegaskan bahwa tujuan Rusia adalah mencari penyelesaian damai yang berkelanjutan, dan tidak menginginkan langkah-langkah yang sekadar meniru tindakan damai tanpa ada solusi yang mendalam. Ia mengingatkan bahwa Rusia menginginkan kesepakatan yang mempertimbangkan keamanan dan kepentingan negara, termasuk isu keanggotaan Ukraina di NATO yang menurutnya tidak bisa diterima.

“Kami akan terus berbicara dengan Amerika Serikat dan berharap mereka mempertimbangkan posisi kami dalam pembicaraan ini,” tambah Ushakov, yang juga mengonfirmasi bahwa ada pembicaraan rutin dengan Penasihat Keamanan Nasional AS, Mike Walz.

Baca Juga :  Alyssa Carson, Astronot Muda Berani yang Siap Tinggalkan Bumi Demi Rumah Baru di Mars

Ukraina Siap Mendukung Gencatan Senjata 30 Hari

Zelenskyy Siap Terima Gencatan Senjata 30 Hari Usulan Amerika

Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyambut baik upaya AS untuk melakukan gencatan senjata. Zelenskyy menyatakan bahwa Ukraina siap untuk melaksanakan gencatan senjata 30 hari, sebagaimana diusulkan oleh pihak Amerika.

Zelenskyy menambahkan bahwa penghentian sementara pertempuran ini bisa digunakan untuk menciptakan kesepakatan damai yang lebih luas dan menyeluruh untuk mengakhiri konflik yang dimulai dengan invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina pada Februari 2022.

Perkembangan Militer di Lapangan

Di tengah pembicaraan gencatan senjata, Kementerian Pertahanan Rusia pada Kamis juga mengumumkan bahwa pasukan Rusia telah berhasil merebut kembali kendali atas Sudzha, sebuah kota besar di wilayah Kursk, yang sebelumnya dikuasai oleh pasukan Ukraina. Kota tersebut telah menjadi titik strategis dalam pertempuran antara kedua belah pihak sejak serangan mendadak yang dilakukan oleh Ukraina pada bulan Agustus tahun lalu.

Facebook Comments Box
Follow WhatsApp Channel www.indonesiaterkinii.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Marco Bezzecchi Juara Sprint Race MotoGP Mandalika 2025, Marc Marquez Terpental ke Posisi 7
Gempa Dahsyat M8,7 Guncang Rusia Timur: Sejumlah Warga Luka, Tsunami Landa Severo-Kurilsk
Gempabumi Dahsyat M8,7 Guncang Kamchatka Rusia, BMKG: Berpotensi Tsunami di Sejumlah Wilayah Indonesia
Thailand dan Kamboja Gelar Perundingan Gencatan Senjata di Malaysia, Dunia Serukan Akhir Konflik
Alyssa Carson, Astronot Muda Berani yang Siap Tinggalkan Bumi Demi Rumah Baru di Mars
Thailand Berhasil Rebut Kembali Wilayah yang Diduduki Kamboja
Perkuat Kerja Sama Pendidikan dan Infrastruktur, Australia Rancang Pendirian Kampus di Balikpapan
Diplomasi Pertanian Jadi Sorotan: Presiden Prabowo Perkenalkan Mentan Amran ke Raja Yordania
Berita ini 14 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 4 Oktober 2025 - 22:06 WIB

Marco Bezzecchi Juara Sprint Race MotoGP Mandalika 2025, Marc Marquez Terpental ke Posisi 7

Rabu, 30 Juli 2025 - 16:11 WIB

Gempa Dahsyat M8,7 Guncang Rusia Timur: Sejumlah Warga Luka, Tsunami Landa Severo-Kurilsk

Rabu, 30 Juli 2025 - 15:41 WIB

Gempabumi Dahsyat M8,7 Guncang Kamchatka Rusia, BMKG: Berpotensi Tsunami di Sejumlah Wilayah Indonesia

Senin, 28 Juli 2025 - 15:38 WIB

Thailand dan Kamboja Gelar Perundingan Gencatan Senjata di Malaysia, Dunia Serukan Akhir Konflik

Senin, 28 Juli 2025 - 14:26 WIB

Alyssa Carson, Astronot Muda Berani yang Siap Tinggalkan Bumi Demi Rumah Baru di Mars

Berita Terbaru