INterkin – Lombok 1 April 2025, pulau Lombok kaya akan keindahan alam dan kekayaan budaya, memiliki pesona yang tidak hanya terletak pada pantainya yang eksotis, tetapi juga pada tradisi dan adat istiadat yang masih lestari. Salah satu desa yang menjadi saksi bisu betapa eratnya masyarakat Lombok dengan akar budaya mereka adalah Desa Sade Rembitan. Terletak di Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, desa ini menawarkan pengalaman yang tak terlupakan, tidak hanya untuk para wisatawan, tetapi juga bagi siapa saja yang ingin lebih memahami kehidupan masyarakat asli Lombok, yakni suku Sasak.
Dokumentasi Desa Sade Rembitan (INterkin 1 Maret 2025)


1. Desa Sade Rembitan: Jejak Sejarah dan Warisan Budaya yang Hidup
Desa Sade Rembitan adalah salah satu desa tradisional yang dihuni oleh masyarakat suku Sasak, suku asli Lombok yang kaya akan tradisi. Sejarah desa ini mencerminkan perjalanan panjang masyarakat Sasak yang telah bertahan dengan budaya mereka sejak zaman dahulu. Kehidupan masyarakat di Sade Rembitan masih sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai luhur yang telah diwariskan oleh leluhur mereka.
Di sini, pengaruh zaman modern seolah tidak mengubah esensi kehidupan masyarakat desa. Keaslian budaya Sasak yang masih terjaga dengan baik menjadi daya tarik utama yang membuat desa ini menjadi salah satu destinasi wisata budaya yang penting di Lombok.
2. Arsitektur Rumah Tradisional: Cermin Kehidupan Harmonis dan Sederhana
Salah satu keunikan yang paling mencolok dari Desa Sade Rembitan adalah arsitektur rumah tradisional yang memuk au dan kaya akan makna. Rumah-rumah di desa ini dibangun dengan material alami, seperti bambu, kayu, dan alang-alang. Bentuk atap yang melengkung dan terbuat dari alang-alang ini memiliki fungsi praktis untuk melindungi penghuni rumah dari panas matahari dan hujan. Namun, lebih dari itu, atap melengkung ini juga melambangkan keharmonisan dan keseimbangan dalam kehidupan masyarakat Sasak.
Tidak hanya itu, rumah-rumah di Desa Sade Rembitan dibangun dengan prinsip gotong royong. Setiap anggota keluarga berpartisipasi aktif dalam proses pembangunan rumah, mencerminkan semangat kebersamaan yang menjadi inti dari budaya Sasak. Rumah tradisional ini juga menggambarkan kedekatan masyarakat dengan alam dan kearifan lokal yang diwariskan secara turun-temurun.
3. Nilai-nilai Adat dan Tradisi: Menjaga Keharmonisan dalam Kehidupan Bersama
Masyarakat Sade Rembitan memegang teguh prinsip-prinsip adat yang telah diwariskan oleh leluhur mereka. Pernikahan adat Sasak adalah salah satu tradisi yang menunjukkan betapa pentingnya nilai-nilai kekeluargaan dan kehormatan dalam kehidupan mereka. Upacara pernikahan Sasak diadakan dengan serangkaian ritual yang sarat makna dan dilakukan dengan penuh penghormatan terhadap orang tua dan leluhur.
Selain itu, masyarakat Sade juga menjalani kehidupan dengan prinsip gotong royong yang masih sangat hidup hingga kini. Baik dalam kegiatan sehari-hari seperti bertani atau dalam pelaksanaan upacara adat, semangat kebersamaan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan mereka. Ini mencerminkan filosofi hidup yang sederhana, saling menghargai, dan menjaga harmoni dalam masyarakat.
4. Mata Pencaharian dan Ekonomi: Tradisi yang Menghidupi
Mata pencaharian utama masyarakat Sade Rembitan masih bergantung pada sektor pertanian, peternakan, dan kerajinan tangan. Salah satu produk kerajinan yang paling terkenal dari desa ini adalah tenun ikat Sasak, yang telah menjadi tradisi turun-temurun. Tenun ikat yang diproduksi di Sade Rembitan dikenal dengan corak yang khas dan warna yang indah. Pembuatan tenun ini menggunakan alat tenun tradisional yang memerlukan keterampilan dan kesabaran tinggi, serta mengandung makna simbolis yang dalam bagi masyarakat Sasak.
Di samping itu, pertanian padi, jagung, dan palawija menjadi sumber pangan utama bagi masyarakat desa. Peternakan kambing, sapi, dan ayam juga mendukung perekonomian keluarga di sini. Dengan mengandalkan alam sekitar dan kearifan lokal, masyarakat Sade berhasil menjaga keberlanjutan hidup mereka meskipun menghadapi tantangan zaman yang terus berubah.
5. Wisata Budaya: Membangun Jembatan Antara Tradisi dan Modernitas
Seiring dengan berkembangnya sektor pariwisata di Lombok, Desa Sade Rembitan semakin dikenal oleh wisatawan dari berbagai penjuru dunia. Meskipun demikian, meski desanya menjadi destinasi wisata, masyarakat Sade Rembitan dengan bijak berupaya menjaga kelestarian budaya mereka. Desa ini menawarkan pengalaman wisata yang lebih dari sekadar keindahan alam, tetapi juga menawarkan kesempatan untuk memahami kehidupan tradisional suku Sasak yang sangat autentik.
Wisatawan yang berkunjung ke Sade Rembitan tidak hanya dapat menikmati pemandangan rumah-rumah tradisional yang indah, tetapi juga berkesempatan untuk menyaksikan langsung berbagai ritual adat, proses pembuatan tenun ikat, dan kehidupan sehari-hari masyarakat Sasak. Dengan demikian, desa ini menjadi tempat yang sangat berharga untuk mempelajari warisan budaya yang telah bertahan selama berabad-abad.
6. Upacara Tradisional: Menjaga Keseimbangan Alam dan Spiritualitas
Desa Sade Rembitan juga dikenal dengan berbagai upacara tradisional yang masih dilaksanakan oleh masyarakatnya, salah satunya adalah Ngeramas, yang dilakukan untuk membersihkan desa dari segala bentuk malapetaka dan memohon keselamatan. Upacara ini dihadiri oleh seluruh anggota desa dan dipimpin oleh pemimpin adat setempat. Selain itu, masyarakat Sade juga memiliki berbagai ritual lain yang berkaitan dengan siklus hidup, pertanian, dan hubungan dengan alam semesta.
Tradisi ini tidak hanya memperlihatkan betapa kuatnya ikatan antara masyarakat dan alam, tetapi juga menggambarkan keyakinan mereka akan pentingnya menjaga keseimbangan hidup dan spiritualitas dalam kehidupan sehari-hari.
7. Kesimpulan: Desa Sade Rembitan, Simbol Kehidupan yang Harmonis dan Berkelanjutan
Desa Sade Rembitan adalah contoh hidup dari bagaimana sebuah masyarakat dapat mempertahankan kebudayaan dan tradisi mereka di tengah gelombang perubahan zaman. Dengan arsitektur rumah yang unik, adat istiadat yang mendalam, serta semangat gotong royong yang kuat, desa ini menyuguhkan sebuah potret kehidupan yang harmonis antara manusia, alam, dan tradisi.
Desa ini bukan hanya sekadar tempat wisata, tetapi juga menjadi pusat pembelajaran mengenai kehidupan sederhana yang penuh makna. Bagi siapa saja yang ingin merasakan keaslian budaya Sasak, Desa Sade Rembitan adalah destinasi yang wajib dikunjungi. Di sini, pengunjung dapat merasakan langsung bagaimana sebuah komunitas bisa bertahan dan berkembang dengan memegang teguh nilai-nilai tradisional yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Bagi masyarakat Sade, menjaga warisan budaya adalah bentuk penghormatan terhadap leluhur dan cara mereka untuk tetap hidup berdampingan dengan alam dalam keharmonisan yang abadi.
Penulis : Indonesia Terkini
Editor : Indonesia Terkini
Sumber Berita: Indonesia Terkini